Jumat, 17 Desember 2010

Palembang, kota saya

Rasanya tidak afdol sebagai warga Palembang kalau saya tidak menceritakan tentang kota saya tercinta ini. Terletak di Pulau Sumatera yang merupakan bagian dari negara Indonesia, Palembang adalah ibukota provinsi Sumatera Selatan. Kota saya yang sering disebut Bumi Sriwijaya dibagi menjadi bagian Ilir dan Ulu yang dihubungkan dengan Jembatan Ampera yang berdiri kokoh di atas Sungai Musi.

Etnis penduduk Palembang adalah Melayu. Bahasa yang digunakan juga bahasa Melayu yang kebanyakan berakhiran ‘o’. Tapi ada juga yang penduduk pendatang seperti dari Jawa, Padang, Cina, dan Makasar makanya budaya Palembang bertambah banyak. Contohnya saja Kuda Lumping dan Barongsai. Dua kebudayaan itu kini sudah sangat akrab di mata dan telinga masyarakat Palembang.

Saya tinggal di daerah dimana di lingkungan saya ini sebagian besar merupakan keturunan Jawa. Seandainya ada acara syukuran atau pernikahan, kadang-kadang tuan rumah suka menyewa kuda lumping. Pikir saya di zaman serba teknologi yang modern seperti sekarang, kuda lumping tidak lagi diminati. Rupanya pikiran saya itu salah. Para warga masih menyukai hiburan semacam itu. Mereka terlihat sangat antusias menonton mulai dari anak kecil sampai orang tua sekalipun.

Daerah Ilir bisa dibilang daerah yang lebih padat daripada Ulu. Menyambut Sea Games 2011 mendatang nampaknya Pemerintah Sumatera Selatan ingin menyiapkan segalanya dengan baik. Daerah Ulu pun dibangun sarana dan prasarana olahraga demi menunjang momen yang begitu bersejarah supaya berjalan sukses. Saat ini daerah Ulu lebih ramai dari biasanya. Dengar-dengar sih gedung-gedung pemerintahan yang ada di Ilir rencananya mau dipindahkan ke Ulu. Tapi belum tahu juga. Tetapi saya yakin pemerintah kota Palembang sudah memikirkan masak-masak kalaupun hal itu terjadi.

Seandainya pergi ke Palembang jangan lupa mampir ke BKB (Benteng Kuto Besar). Di sini tidak cuma melihat benteng peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam, tetapi juga bisa melihat langsung Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Di belakang BKB kita juga bisa mengunjungi Monpera atau Monumen Perjuangan Rakyat. Begitu masuk area Monpera, patung burung garuda tegak kokoh menyambut kedatangan kita. Selanjutnya bergeser sedikit dari Monpera, ada Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang cantik dengan warna merahnya. Di museum ini terdapat benda-benda bersejarah kota Palembang.

Bagi temen-temen yang sedang jalan-jalan ke Palembang kebetulan masuk waktu sholat, tidak ada salahnya singgah ke Mesjid Agung yang berseberangan dengan Monpera. Mesjid yang jadi kebanggaan ‘Wong Palembang’ ini setiap Jum’at sangat ramai. Ada saja pedagang yang menjajakan barang dagangannya di luar pagar mesjid entah itu peralatan sholat, makanan, dan lainnya. Hal ini tidak cukup mengganggu kelancaran lalu lintas karena sudah sangat teratur dan sepertinya para jamaah sholat Jum’at juga senang denga kehadiran para pedagang karena setelah sholat biasanya mereka akan langsung menyerbu barang dagangan itu.

Palembang punya banyak makanan khas. Paling terkenal yang tentu saja empek-empek atau biaso wong kito sebut pempek. Selain itu ada juga tekwan dan model yang sama-sama berbahan ikan dan sagu. Namun jika empek-empek dimakan bersama ‘cuko’, tekwan dan model justru dengan kuah kaldu udang ditambah mie soun. Beda tekwan dan model cuma bentuk. Kalau model lebih seperti pempek tahu yang dipotong-potong kecil, sedangkan tekwan mirip bakso tapi bentuknya tidak bulat. Ada juga laksan dan burgo yang dimakan dengan kuah santan.

Yang ini cemilan paling favorit masyarakat Palembang yaitu kemplang. Masih bahan yang sama seperti empek-empek. Dibuat lebih dulu seperti pempek lenjer kemudian diiris tipis-tipis selanjutnya dijemur. Setelah dijemur kemplang yang belum jadi tadi dipanggang atau digoreng sampai mengembang. Hanya dengan Rp 500,- per buah, kita sudah bisa menikmati kemplang yang enak. Biar lebih nikmat pakai saos cabe atau bisa juga dengan ‘cuko’.

Kalau ngomongin makanan Palembang memang tidak ada habisnya. Makanya saya pending dulu untuk tulisan berikutnya.

Cari Blog Ini