Kamis, 07 Januari 2010

Pengennya Ketemu Riri Riza dan Mira Lesmana



Aku hobi nulis. Cita-cita dari kecil sebenarnya pengen jadi wartawan media cetak atau reporter TV. Tapi karena takdir jadinya aku sekarang lulusan akuntansi. Meski begitu, bukan berarti aku nggak punya impian yang besar di bidang pertelivisian itu. Hobiku bikin novel, membuatku berharap novel itu nggak hanya bisa dicetak jadi buku tapi juga bisa dibuat sebuah film.

Selain hobi nulis, aku juga hobi nonton film. Makanya karena seringnya nonton film jadi sering denger nama Riri Riza dan Mira Lesmana, dua nama yang nggak bisa dipisahin. Yang aku tahu mereka berdua sahabat baik. Pernah satu hari aku nonton di salah satu di TV swasta, yang bawain acaranya Farhan, dia ngunjungin Miles Film. Terus ketemu deh sama Mas Riri Riza. Waduh, aku seneng banget. Walau cuma lihat dari TV, gimana kantornya, siapa aja yang ada di sana, tapi tetep udah bisa ngobatin rasa penasaran aku gimana Miles Film itu. (Jadi pengen kerja di sana...amin..ha...ha...)

Pengennya suatu hari bisa ketemu sama mereka berdua. Kalo bisa kerjasama buat film. (He...he... PD-nya). Walau nggak punya ilmu yang banyak di bidang perfilman tapi aku tetep PD. Meski ditolak penerbit naskah aku, aku tetep PD. Kenapa terlalu PD? Karena dari PD itulah semangatku timbul. Siapa lagi yang mau nyemangatin kita, kalo nggak kita sendiri.
Aku jadi bingung. Kenapa naskah aku ditolak terus? Apa sih yang dilihat penerbit ketika melihat satu kiriman dari penulis pemula. Apa mereka cuma baca sinopsis tanpa baca naskahnya? Kalo sinopsinya jelek, otomatis naskah udah pasti jelek. (aku pikir itu belum tentu). Apa harus punya nama tenar dulu, baru penerbit mau nerbitin buku. Aku bisa bilang begini, karena teman-temanku yang baca novel aku rata-rata bilang bagus. Makanya aku PD buat kirim ke penerbit. Aku hanya pengen kalo naskah kita ditolak seharusnya penerbit kasih tahu apa yang kurang. Ini hanya dibilang 'kami berharap Anda bisa mengirimkan lagi naskah yang lain'. Eh, ada juga. Pernah aku kirim dua novel yang berbeda ke satu penerbit, tapi alasan dua novel itu ditolak sama aja. Seharusnya kan kekurangan dari satu novel dengan novel yang lain itu beda. Lah ini sama aja. Bikin penerbitan sendiri aja ya bagusnya. tapi lagi-lagi terkendala modal dan kurangnya pengetahuan bagaimana cara memulai wirausaha kayak gitu. Ada yang bersedia membantu? Ha....ha....


Kebetulan banget, Mira Lesmana yang diceritain, orangnya nongol di TV malam ini. Buat Mbak Mira semoga sukses filmnya. Semoga Mbak ya suatu hari aku bisa ketemu sama Mbak.(Amin)
Buat temen-temen yang punya mimpi yang sama, terus berkarya, jangan patah semangat. Yakin dalam hati yang terjadi pasti yang terbaik diberikan ALLAH SWT untuk kita.

(Terima kasih untuk orang-orang yang memberi inspirasi)

Cari Blog Ini